Minggu, 01 Januari 2017

KRITIK ARSITEKTUR

KRITIK TIPIKAL GEDUNG LUDWIG MIES VAN DER ROHE

1.             Biografi Ludwig Mies van der Rohe 
Ludwig Mies van der Rohe (27 Maret 1886 – 17 Agustus 1969) adalah seorang arsitek berkebangsaan Jerman. Ia umumnya dipanggil Mies, sesuai nama belakangnya.
Ludwig Mies van der Rohe, bersama Walter Gropius dan Le Corbusier, dikenal luas sebagai para perintis arsitektur Modern. Mies, seperti rekan-rekannya pasca Perang Dunia I, berupaya menetapkan gaya arsitektur baru yang mampu mewakili zaman modern seperti yang dilakukan arsitektur Klasik dan Gothik pada zamannya masing-masing. Ia menciptakan gaya arsitektur abad ke-20 yang berpengaruh dengan kejelasan dan kesederhanaan yang ekstrem.
Bangunan-bangunan karyanya memanfaatkan material modern seperti baja industri dan kaca pelat untuk menentukan ruang interior. Ia berupaya menciptakan arsitektur dengan sedikit kerangka struktur yang diseimbangkan dengan kebebasan ruang terbuka yang mengalir bebas. Ia menyebut bangunan-bangunannya arsitektur "kulit dan tulang". Mies mengambil pendekatan rasional yang dapat memandu proses kreatif perancangan arsitektur. Ia sering dikaitkan dengan aforisme "lebih sedikit lebih baik" dan "Tuhan sangat terperinci".

2.             Furnitue Modern
Mies merancang furniture modern dengan menggunakan teknologi industri baru yang telah menjadi barang klasik masyarakat, seperti kursi barcelona dan mejanya, kursi brno dan kursi tugendhat. Furniturnya dikenal karena tingkat keahlian yang tinggi, campuran kain mewah tradisional seperti kulit digabungkan dengan bingkai krom modern, dan pemisahan struktur penopang dan permukaan yang ditopang, biasanya memakai kantilever untuk menekankan sensasi kecerahan yang diciptakan oleh bingkai struktur yang tepat. Selama periode ini, ia berkolaborasi dengan desainer interior sekaligus rekannya, Lilly Reich.
3.             Metode Kritik Arsitektur Elemen Kritik Tipikal
a.    Struktur
Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan berkait dengan penggunaan material dan pola yang sama, jenis bahan, sistem struktur dan sistem utilitas dan sebagainya.

b.   Function (Fungsi)
Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan yang didesain untuk aktifitas yang sama.
Misalnya sekolah akan dievaluasi dengan keberadaan sekolah lain yang sama.
·      Kebutuhan pada ruang kelas
·      Kebutuhan auditorium
·      Kebutuhan ruang terbuka dsb.

c.    Form (Bentuk)
Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk-bentuk yang eksestensial dan memungkinkan untuk dapat dianggap memadai bagi fungsi yang sama pada bangunan lain.
Penilaian secara kritis dapat difocuskan pada cara bagaimana bentuk itu dimodifikasi dan dikembangkan variasinya.
Sebagai contoh bagaimana Pantheon telah memberi inspirasi bagi bentuk-bentuk bangunan yang monumental pada masa berikutnya.

Saya akan menggunakan elemen kritik tipikal yang mengkritik pada Form (bentuk) dari bangunan yang didesain oleh Ludwig Mies van der Rohe :

Pada kali ini saya akan membahas tentang salah satu gaya arsitektur di dunia yaitu “ International Style “ yang beberapa tarakhir menjadi trend dan bomming di kalangan arsitektur di seluruh penjuru dunia, dimana gaya arsitektur ini berbentuk sederhana yaitu kotak atau geometris dengan memakai material pada umumnya yaitu  menggunakan material kaca,beton,dan baja.
Salah satu pionir atau perancang dalam gaya arsitektur international style ini, yang juga dikenal sebagai bapak arsitektur modern yaitu Ludwig Mies Van de Rohe.
Ludwig Mies van der Rohe, akrab disapa Mies merupakan bapak arsitektur modern. Desain bangunan karya Ludwig Mies van der Rohe membentuk sebuah seni arsitektur baru yang diciptakan mewakili zaman perubahan yaitu zaman modern. Setara dengan seni arsitektur Klasik dan Gothic pada eranya.
Ludwig Mies menciptakan sebuah gaya arsitektur abad kedua puluh yang berciri khas “clear” dan “simple“.

Karya Ludwig Mies van der Rohe

Karyanya memanfaatkan bahan-bahan modern dengan mnggunakan baja dan kaca piring untuk mendekor ruang interior maupun eksterior. Ia berusaha menerapkan konsep minimalis/simple namun tetap seimbang dengan gaya arsitektur ruang terbuka.
Gedung karyanya sering mendapat sebutan arsitektur “kulit dan tulang”, karena kesederhanaannya. Ludwig Mies menggunakan pendekatan rasional yang akan memandu proses kreatif desain arsitektur. Dia juga merupakan orang yang mempopulerkan semboyan “less is more” dan “God is in the details“.
Salah satu karya bangunan Mies Van De Rohe yang paling terkanal adalah Seagram Building:
Seagram Building
Salah satu karya – karya Mies Van de Rohe yang lain :
Apartemen Shore Lake Drive, Chicago

Barcelona Pavilion

Dapat kita saksikan bentuk bangunan yang sederhana dan bersih dari segala macam ornamen-ornamen, hanya memperlihatkan bentuk kotak sederhana dengan material kaca dan baja yang lebih dominan. Bahkan tidak dapat dipunkiri gaya arsitektur yang dia ciptakan menjadi trend di seluruh dunia sehingga menciptakan gaya arsitektur baru yang dinamakan gaya arsitektur “ International Style”.

Farnsworth House di Plano, Illinois
Akan tetapi menurut pendapat saya dan para pengamat arsitektur banyak menilai, gaya International style menciptakan kesan monoton, kaku dan kurang memiliki ekspresi arsitektur yang dinamis dan bersifat statis, dan juga menurut saya gaya arsitektur ini tidak sesuai dengan beragam iklim dan budaya yang ada di setiap negara, khusunya bagi Negara-negara tropis, kurang memiliki tanggap/ramah terhadap iklim tropis karena ilkim tropis memiliki suhu panas yang tinggi seehingga akan terjadi overheat didalam gedung, hingga beberapa waktu yang lalu gaya arsitektur ini sempat disebut “dump box” atau kotak sampah. Tetapi tetap saja gaya arsitektur ini tetap pernah meramaikan dan terukir dalam sejarah asritektur dunia yang menjadi trend di seluruh dunia. Apresiasi yang khusus nya diberikan kepada Ludwig Mies Van de Rohe, terhadap karyanya kepada dunia arsitektur.

DAFTAR PUSTAKA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar