TUGAS III ISD
BAB VII
MASYARAKAT
PERKOTAAN DAN PEDESAAN
A. PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat dalam arti luas merupakan
keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya. Masyarakat dalam arti sempit yaitu
sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu misalnya teritorial,
bangsa, golongan dsb.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat harus
mempunyai syarat- syarat seperti :
·
Harus ada pengumpulan manusia
·
Telah bertempat tinggal dalam waktu lama
disuatu daerah tertentu
·
Adanya aturan atau undang-undang yang
mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
·
Masyarakat paksaan : negara, tawanan
·
Masyarakat merdeka
ü masyarakat natur, masyarakat yang terjadi dengan sendirinya seperti
gerombolan (horde), suku (stam) yang bertalian karena hubungan darah.
ü masyarakat kultur, masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan
atau kepercayaan, contoh koperasi, kongsi perekonomian, gereja dsb.
B.
MASYARAKAT
PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut juga
sebagai urban community, pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada
sifat-sifat kehidupan seta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagaamaan kurang apabila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan
di pedesaan
2.
Pada umumnya orang kota mengurus dirinya
sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kehidupan keluarga dikota sukar untuk
disatukan karena perbedaan kepentingan, agama, paham politik dsb.
3.
Pembagian kerja dalam masyarakat kota jauh
lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.
4.
Kemungkinan mendapatkan pekerjaan lebih
banyak diperoleh.
5.
Jalan pikiran yang rasional, menyebabkan
interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada kepentingan daripada faktor
pribadi.
6.
Jalan kehidupan yang cepat di kota
menyebabkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka
dalam menerima pengaruh dari luar.
Perbedaan desa dengan kota
Dalam menentukan suatu masyarakat sebagai kota atau desa dapat dilihat dari
ciri-cirinya seperti :
1.
Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki
penduduk yang lebih banyak daripada desa.
2. Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas,
lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
3. Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu
bidang agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan
ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
4. Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat
heterogen karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan
masing-masing memliki kepentingan berlainan.
5. Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya
mereka yang memiliki keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran
memiliki kedudukan dan upah yang tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini
berakibat perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin.
6. Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara
vertikal yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun
perpindahan kedudukan yang setingkat atau horizontal.
7. Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam
interaksi sosial selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu,
konflik atau pertentangan sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada
masyarakat perkotaan dalam interaksi lebih dipengaruhi oleh ekonomi
daripada motif sosial. Selain itu juga motif non sosial seperti politik,
pendidikan.
8. Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
9.
Sedangkan dalam hirarki sistem
administrasi nasional kedudukan kota lebih tinggi daripada desa, semakin tinggi
kedudukan suatu kota dalam hirarki tersebut maka kompleksitasnya semakin
meningkat/ makin banyak kegiatan disana.
C.
MASYARAKAT
PEDESAAN
PENGERTIAN PEDESAAN/DESA
Menurut Sutarjo Kartohadikusuma adalah
satu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan sendiri. Menurut bintarto, desa merupakan perwujudan kesatuan
geografi, sosial, ekonomi, politik, dan cultural yang terdapat di suatu daerah
dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul H. Landis desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa
dengan ciri-ciri :
·
Mempunyai pergaulan hidup yang saling
mengenal antara rbuan jiwa
·
Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukaan terhadap kebiasaan
·
Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris,
yang dipengaruhi oleh iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedang pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sampingan.
Secara umum yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain :
·
Antara warga mempunyai hubungan yang
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat di luar batas-batas
wilayahnya
·
Sistem kehidpan umumnya berkelompok
denagan dasar kekeluargaan (gemeinscharft atau paguyuban)
·
Sebagian warga masyarakat pedesaan hidup
dari pertanian, pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan part time
sebagai pengisi waktu luang.
·
Masyarakat homogen seperti dalam mata
pencaharian, agama, adat istiadat dsb.
Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat desa yang agraris dipandang
sebagai masyarakat yang tenang, hal itu terjadi karena sifat keguyuban/
gemeinscharft sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan
lelah.
Tetapi dalam masyarakat desa terdapat pula perbedaan pendapat atau paham
yang menyebabkan ketegangan sosial, yaitu :
1.
Konflik/ pertengkaran, pertengkaran
biasanya berkisar masalah sehari-hari/ rumah tangga juga pada masalah kedudukan
dan gengsi, perkawinan dsb.
2. Kontroversi/ pertentangan, disebabkan oleh perubahan konsep-konsep
kebudayaan/ adat istiadat, psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna/
black magic.
3.
Kompetisi/ persaingan, dapat besifat
positif maupun negatif. Positif bila wujudnya saling meningkatkan prestasi dan
produksi, negatif bila berhenti pada sifat iri.
Kegiatan Pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilain
yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain.
Jadi masyarakat pedesaan bukan masyarakat yang senang diam tanpa aktivitas.
Pada umumnya masyarakat desa sudah bekerja dengan keras tetapi para ahli lebih
memberikan perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan, dan
menjaga agar cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta kontinyu
(diusahakan mengisi waktu-waktu kosong bekerja karena keadaan musim/ iklim di
indonesia)
Sistem Nilai dan Budaya Petani Indonesia
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
1.
Petani Indonesia terutama di Jawa
menganggap kehidupan adalah hal yang buruk dan kesengsaraan sehingga mereka
berlaku prihatin dan berusaha dan ikhtiar.
2. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan kadang-kadang
mencapai kedudukan.
3. Mereka beorientasi pada masa sekarang, kurang mempedulikan masa depan.
4. Mereka menanggap alam tidak menakutkan, bila ada bencana hanya merupakan
sesuatu yang wajib diterima. Mereka cukup menyesuaikan diri dengan alam dan
kurang usaha untuk menguasainya.
5.
Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan
bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup pada hakikatnya tergantung
pada sesama.
D.
ASPEK POSITIF
DAN NEGATIF
Untuk menunjang aktivitas serta memberikan
suasana aman, tenteram, nyaman, bagi warganya, kota diharuskan menyediakan
fasilitas kehidupan dan mengatasi berbagai masalah yang timbul sebagai akibat
warganya.Suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi
:
·
Wisma, mengembangakan daerah perumahan
sesuai dengan pertambahan penduduk serta memperbaiki lingkungan perumahan yang
telah ada.
·
Karya, yaitu penyediaan lapangan kerja.
Dapat dilakukan dengan enyediaan ruang untuk kegiatan perindustrian,
perdagangan, pelabuhan, terminal serta kegiatan lain.
·
Marga, unsur ini merupakan ruang perkotaan
yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan
tempat lain dalam kota atau dengan kota-kota daerah lainnya. Dalam unsur ini
termasuk :
Pengembangan jaringan jalan dan fasilitasnya ( terminal, parkir dll)-
Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari sistem transportasi
dan komunikasi kota.
·
Memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas
hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
·
Penyempurnaan yaitu unsur yang merupakan
bagian penting bagi kota, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota,
fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas/ keperluan umum.
Kelima unsur pokok ini merupakan pola
pokok dari komponen-komponen perkotaan yang kauantitas dan kualitasnya kemudian
dirinci dalam perencanaan suatu kota. Kebijaksanaan perencanaan dan
pengembangan kota harus dapat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu
pendekatan regional. Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam
pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
a.
Menekan angka kelahiran
b. Mengalihkan pusar pembangunan pabrik/industri ke pinggir kota\
c. Membendung urbanisasi
d. Membangun kota satelit
e. Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah
ada disekitar kota besar
f. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan
E.
HUBUNGAN ANTARA
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN
Masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah
dua komunitas yang saling membutuhkan. Di antara keduanya terdapat
hubungan yang erat dan bersifat ketergantungan karena keduanya saling
membutuhkan satu sama lain. Masyarakat kota bergantung pada masyarakat
desa dalam memenuhi kebutuhannya akan bahan – bahan pangan seperti beras,
sayur- mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga pekerja
kasar bagi jenis - jenis pekerjaan tertentu yang dibutuhkan untuk bekerja
di kota. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat
musim tanam, mereka sibuk bekerja di sawah dan selagi menunggu masa panen,
mereka mencari pekerjaan lain untuk mencari tambahan penghasilan.
Sebaliknya, masyarakat kota menghasilkan
barang-barang yang diperlukan juga oleh masyarakat yang berada di desa seperti
pakaian, alat elektronik, obat-obatan, dan lain sebagainya. Di kota juga
tersedia tenaga kerja yang siap melayani dalam bidang jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat desa, misalnya saja tenaga – tenaga di bidang medis atau kesehatan,
permesinan, elektronika dan alat transportasi. Serta tenaga yang mampu
memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian,
peternakan ataupun perikanan darat.
F.
PERBEDAAN
MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda
dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan-perbedaan ini disebabkan adanya
perbedaan yang mendasar dari keadaan lingkungan, yang mengakibatkan adanya
dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Untuk menjelaskan
perbedaan atau ciri-ciri dari kedua masyarakat tersebut dapat ditelusuri dalam
hal sebagai berikut:
1.
Lingkungan Umum
dan Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi
geografisnya di daerah desa. Mereka sulit “mengontrol” kenyataan alam yang
dihadapinya, padahal bagi petani realitas alam ini sangat vital dalam menunjang
kehidupannya.
2.
Pekerjaan atau
Mata Pencaharian
Pada umumnya mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani. Mata
pencaharian berdagan merupakan mata pencaharian sekunder. Sedangkan di
masyarakat kota, mata pencaharian cenderung ,menjadi terspesialisasi, dan
spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.
3.
Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4.
Kepadatan
Penduduk
Penduduk desa kepadatan penduduknya lebih rendah dibandingkan dengan kepadatan
penduduk perkotaan.
5.
Homogenitas dan
Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan dalam ciri-ciri social dan psikologis, bahasa,
kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan
bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya, penduduknya
heterogen, terdiri dari orang-orang dengan macam-macam subkultur, kesenangan,
kebudayaan dan mata pencaharian.
6.
Diferensiasi
Sosial
Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang
tinggi di dalam diferensiasi social. Kenyataan ini bertentangan dengan
bagian-bagian kehidupan di masyarakat pedesaan.
7.
Pelapisan Sosial
Ada beberapa perbedaan “pelapisan sosial tak resmi” antara masyarakat kota
dan masyarakat desa, namun di sini saya akan memberikan satu contoh saja, yaitu
pada masyarakat desa, kesenjangan (gap) antara kelas eksterm dalam piramida
sosial tidak terlalu besar, sedangkan pada masyarakat kota jarak antara kelas
eksterm yang kaya dan miskin cukup besar.
8.
Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial berkaitan dengan perpindahan atau pergerakkan suatu
kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya, terjadinya peristiwa mobilitas
sosial demikian disebabkan oleh penduduk kota yang heterogen. Dengan demikian,
maka mobilitas sering terjadi di perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan.
9.
Interaksi Sosial
Tipe interaksi sosial di kota dengan di desa perbedaannya sangat kontras,
baik aspek kualitasnya maupun kuantitasnya.
10. Pengawasan Sosial
Tekanan sosial oleh masyarakat di pedesaan lebih kuat karena kontaknya yang
bersifat pribadi dan ramah tamah (informal). Di kota pengawasan sosial lebih
bersifat formal, pribadi, kurang “terkena” aturan yang ditegakkan.
11. Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh
kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota.
12. Standar Kehidupan
Di kota, dengan konsentrasi dan jumlah penduduk yang padat, tersedia dan
ada kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan dan fasilitas-fasilitas yang
membahagiakan kehidupan, sedangkan di desa terkadang tidak demikian.
13. Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial atau kesatuan dan kepaduan pada masyarakat pedesaan
merupakan akibat dari sifat-sifat yang sama, persamaan dalam pengalaman, tujuan
yang sama, di mana bagian dari masyarakat pedesaan hubungan pribadinya bersifat
informal dan tidak bersifat kontrak sosial (perjanjian).
14. Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda, dan dapat diamati
dalam kebiasaan, cara, dan norma yang berlaku. Pada masyarakat pedesaan,
misalnya mengenai nilai-nilai keluarga masih berperan. Dalam hal ini masyarakat
kota bertentangan atau tidak sepenuhnya sama dengan sistem nilai desa.
Perbedaan desa dengan kota
Dalam menentukan suatu masyarakat sebagai kota atau desa dapat dilihat dari
ciri-cirinya seperti :
1)
Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki
penduduk yang lebih banyak daripada desa.
2) Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas,
lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
3) Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu
bidang agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan
ekonomi tersier yaitu bidang pelayanan jasa.
4) Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat
heterogen karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan
masing-masing memliki kepentingan berlainan.
5) Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya
mereka yang memiliki keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran
memiliki kedudukan dan upah yang tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini
berakibat perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin.
6) Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara
vertikal yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun
perpindahan kedudukan yang setingkat atau horizontal.
7) Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam
interaksi sosial selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu,
konflik atau pertentangan sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada
masyarakat perkotaan dalam interaksi lebih dipengaruhi oleh ekonomi
daripada motif sosial. Selain itu juga motif non sosial seperti politik,
pendidikan.
8) Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
9)
Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi
nasional kedudukan kota lebih tinggi daripada desa, semakin tinggi kedudukan
suatu kota dalam hirarki tersebut maka kompleksitasnya semakin meningkat/ makin
banyak kegiatan disana.
Sumber :
·
http://aryanipuspitasaridevi.wordpress.com/2012/10/27/bab-v-masyarakat-pedesaan-dan-perkotaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar