Kamis, 05 November 2015

Artikel Bebas Tentang Sirkulasi Untuk Pejalan Kaki

ARTIKEL BEBAS

SIRKULASI TROTOAR YANG TIDAK RAMAH UNTUK PEJALAN KAKI DI KOTA DEPOK

Jalan Margonda Raya merupakan ruas jalan yang merupakan jantung utama Kota Depok. Jalan Margonda berada di tengah Kota Depok dan menjadi akses penghubung utama dengan wilayah Jakarta Selatan yakni Jalan Lenteng Agung dan wilayah Jakarta Timur melalui Jalan Akses UI, Kelapa Dua. 

Di sisi jalan protokol sepanjang 5,3 km tersebut, saat ini telah menjadi pusat bisnis dengan berdiri sejumlah mal, hotel, restoran, cafe dan berbagai usaha mulai dari furniture, otomotif serta usaha retail lainnya bahkan lembaga pendidikan. Di jalan ini pulalah pusat Pemerintahan Kota Depok berdiri. Walaupun menjadi pusat bisnis dan pemerintahan sekaligus jantung utama Kota Depok, Jalan Margonda ternyata tidak ramah bagi pejalan kaki. 

Bahkan Jalan Margonda saat ini sangat mudah tergenang air jika hujan turun. Padahal pembangunan trotoar atau pedestrian sekaligus drainasenya di sepanjang Jalan Margonda mulai dibangun sejak tahun 2013 lalu. Andri (22) mahasiswa Universitas Indonesia (UI), mengeluhkan tidak nyamannya pedestrian di Jalan Margonda Raya, bagi pejalan kaki dan penyeberag jalan. 
Selain pedesterian yang kecil yakni hanya satu setengah meter dan terlalu mepet dengan bangunan, keberadaan pedestrian juga belum menyeluruh dan baru ada sebagian saja. 

"Iya bagaimana lagi, trotoar yang ada sempit dan hanya ada di beberapa titik saja. Jembatan penyeberangan orang juga belum selesai. Kami terpaksa menyebrang jalan dengan menghadang mobil. Lalau kalau jalan di sisi Jalan Margonda, agak masuk ke ruas jalan," katanya. 
Karenanya kata Andri, ia mengaku takut ditabrak kendaraan jika berjalan kaki di sisi Jalan Margonda. 

"Enggak nyaman dan kadang takut ketabrak kendaraan. Di beberapa tempat, trotoar yang ada juga malah dipakai pedagang kaki lima. Padahal kami yang gak punya kendaraan kalau mau ke beberapa tempat di Margonda ya jalan kaki," ujar Andri Minggu (25/5/2014). 
Sementara itu, Rizka Rahman Sidik, pemilik usaha rumah makan di Jalan Margonda, mengatakan selain pedestrian yang kurang lebar, Jalan Margonda saat ini juga kerap tergenang air karena tidak beresnya penataan drainase yang dilakukan Pemkot 
Depok.
"Saya selalu was-was kalau hujan. Soalnya di depan warung makan saya sering tergenang. Kalau sudah tergenang, otomatis sepi," katanya. 

Ia menjelaskan sudah beberapa kali memperdalam dan mengeruk drainase yang ada di depan kiosnya dengan biaya sendiri, namun genangan air atau banjir tetap terjadi jika hujan turun. 
"Sudah dikeruk lebih dari sekali. Dan itu pakai uang pribadi. Tapi tetap saja air menggenang," katanya, Minggu (25/5/2014). 

Seperti diketahui pada akhir tahun 2013, proyek penataan Jalan Raya Margonda terhenti karena keterlambatan tender. Karenanya pembangunan pedestrian tidak merata dan JPO belum rampung. Padahal proyek sudah memakan anggaran Rp 28 Miliar. 

Pengerjaan baru dilakukan pada pelebaran sebagian drainase, pelebaran beberapa sisi separator, dan pembuatan trotoar selebar 2 meter dan baru selesai sekitar 40 persen saja. Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan Kota
Depok, Yusmanto, mengakui belum nyamannya pedestrian di Jalan Margonda Raya bagi pejalan kaki. 

"Trotoar belum merata ada di sepanjang jalan. Tapi masih putus-putus. Akhir tahun ini rencananya akan dimulai lagi proyek pembangunannya dengan menunggu hasil tender," katanya. (Budi Sam Law Malau)

DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar