ARTIKEL BEBAS
SIRKULASI TROTOAR YANG TIDAK
RAMAH UNTUK PEJALAN KAKI DI KOTA DEPOK
Jalan Margonda Raya merupakan ruas jalan yang merupakan jantung utama
Kota Depok. Jalan Margonda berada di tengah Kota Depok dan menjadi akses penghubung utama dengan wilayah Jakarta Selatan yakni
Jalan Lenteng Agung dan wilayah Jakarta Timur melalui Jalan Akses UI, Kelapa
Dua.
Di sisi jalan
protokol sepanjang 5,3 km tersebut, saat ini telah menjadi pusat bisnis dengan
berdiri sejumlah mal, hotel, restoran, cafe dan berbagai usaha mulai dari
furniture, otomotif serta usaha retail lainnya bahkan lembaga pendidikan. Di
jalan ini pulalah pusat Pemerintahan Kota Depok berdiri. Walaupun menjadi pusat bisnis dan pemerintahan sekaligus
jantung utama Kota Depok, Jalan Margonda ternyata tidak ramah bagi pejalan kaki.
Bahkan Jalan
Margonda saat ini sangat mudah tergenang air jika hujan turun. Padahal
pembangunan trotoar atau pedestrian sekaligus drainasenya di sepanjang Jalan
Margonda mulai dibangun sejak tahun 2013 lalu. Andri (22) mahasiswa Universitas
Indonesia (UI), mengeluhkan tidak nyamannya pedestrian di Jalan Margonda Raya,
bagi pejalan kaki dan penyeberag jalan.
Selain
pedesterian yang kecil yakni hanya satu setengah meter dan terlalu mepet dengan
bangunan, keberadaan pedestrian juga belum menyeluruh dan baru ada sebagian
saja.
"Iya bagaimana lagi, trotoar yang ada sempit dan hanya ada di beberapa titik saja. Jembatan penyeberangan orang juga belum selesai. Kami terpaksa menyebrang jalan dengan menghadang mobil. Lalau kalau jalan di sisi Jalan Margonda, agak masuk ke ruas jalan," katanya.
"Iya bagaimana lagi, trotoar yang ada sempit dan hanya ada di beberapa titik saja. Jembatan penyeberangan orang juga belum selesai. Kami terpaksa menyebrang jalan dengan menghadang mobil. Lalau kalau jalan di sisi Jalan Margonda, agak masuk ke ruas jalan," katanya.
Karenanya kata
Andri, ia mengaku takut ditabrak kendaraan jika berjalan kaki di sisi Jalan
Margonda.
"Enggak nyaman
dan kadang takut ketabrak kendaraan. Di beberapa tempat, trotoar yang ada juga
malah dipakai pedagang kaki lima. Padahal kami yang gak punya kendaraan kalau
mau ke beberapa tempat di Margonda ya jalan kaki," ujar Andri Minggu
(25/5/2014).
Sementara itu, Rizka Rahman Sidik, pemilik usaha rumah makan di Jalan Margonda, mengatakan selain pedestrian yang kurang lebar, Jalan Margonda saat ini juga kerap tergenang air karena tidak beresnya penataan drainase yang dilakukan Pemkot Depok.
"Saya selalu was-was kalau hujan. Soalnya di depan warung makan saya sering tergenang. Kalau sudah tergenang, otomatis sepi," katanya.
Sementara itu, Rizka Rahman Sidik, pemilik usaha rumah makan di Jalan Margonda, mengatakan selain pedestrian yang kurang lebar, Jalan Margonda saat ini juga kerap tergenang air karena tidak beresnya penataan drainase yang dilakukan Pemkot Depok.
"Saya selalu was-was kalau hujan. Soalnya di depan warung makan saya sering tergenang. Kalau sudah tergenang, otomatis sepi," katanya.
Ia menjelaskan
sudah beberapa kali memperdalam dan mengeruk drainase yang ada di depan kiosnya
dengan biaya sendiri, namun genangan air atau banjir tetap terjadi jika hujan
turun.
"Sudah
dikeruk lebih dari sekali. Dan itu pakai uang pribadi. Tapi tetap saja air
menggenang," katanya, Minggu (25/5/2014).
Seperti diketahui
pada akhir tahun 2013, proyek penataan Jalan Raya Margonda terhenti karena
keterlambatan tender. Karenanya pembangunan pedestrian tidak merata dan JPO
belum rampung. Padahal proyek sudah memakan anggaran Rp 28 Miliar.
Pengerjaan baru dilakukan pada pelebaran sebagian drainase, pelebaran beberapa sisi separator, dan pembuatan trotoar selebar 2 meter dan baru selesai sekitar 40 persen saja. Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan KotaDepok, Yusmanto, mengakui belum nyamannya pedestrian di Jalan Margonda Raya bagi pejalan kaki.
"Trotoar belum merata ada di sepanjang jalan. Tapi masih putus-putus. Akhir tahun ini rencananya akan dimulai lagi proyek pembangunannya dengan menunggu hasil tender," katanya. (Budi Sam Law Malau)
Pengerjaan baru dilakukan pada pelebaran sebagian drainase, pelebaran beberapa sisi separator, dan pembuatan trotoar selebar 2 meter dan baru selesai sekitar 40 persen saja. Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan KotaDepok, Yusmanto, mengakui belum nyamannya pedestrian di Jalan Margonda Raya bagi pejalan kaki.
"Trotoar belum merata ada di sepanjang jalan. Tapi masih putus-putus. Akhir tahun ini rencananya akan dimulai lagi proyek pembangunannya dengan menunggu hasil tender," katanya. (Budi Sam Law Malau)
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar